Friday, May 18, 2018

Fungisida yang mampu untuk mengatasi penyakit bercak daun

Artikel ini saya susun dari beberapa sumber dan dari hasil pengalaman pribadi selama bertahun-tahun menjadi petani cabe sampai saat ini.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk petani cabe khususnya untuk petani yang masih pemula.


Menanam cabai Pada musim hujan lebih sulit dibandingkan pada musim kemarau,karena pada musim hujan tanaman mudah terserang penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman cabai.

Salah satu penyakit yang bisa menyebabkan produksi menurun atau bahkan gagal panen jika serangan cukup parah adalah penyakit bercak daun.



Penyakit : Bercak daun serkospora
Patogen : Cercospora capsici
Gejala : Gejala akan nampak pada daun, tangkai dan batang.

Bercak daun Cercospora dapat menimbulkan defoliasi.
Bercak berbentuk oblong (bulat) sirkuler dimana bagian tengahnya mengering berwarna abu-abu tua dan warna
coklat dibagian pinggirannya, dan daun menjadi tua
(menguning) sebelum waktunya.

Bercak berukuran 0,25 cm atau lebih besar bagi yang menyatu, bercak menyerupai mata kodok sehingga penyakit ini
sering disebut bintik mata kodok (frog eyes).

Pada penampakan satu tanaman banyak daun yang menguning sebelum waktunya.

Penyakit bercak daun ini dapat menyerang tanaman muda di persemaian, dan
cenderung lebih banyak menyerang tanaman tua.

Serangan berat meyebabkan tanaman cabai kehilangan hampir semua daunnya, kondisi ini akan mempengaruhi kemampuan cabai dalam menghasilkan
buah.

Kondisi lingkungan yang selalu hujan mendukung perkembangan dan penyebaran penyakit bercak daun.

Pada musim kemarau dan pada lahan yang mempunyai drainase baik, penyakit  kurang berkembang.


Tanaman inang : buncis, cabai, kacang
panjang, kangkung, labu, mentimun, oyong,
paria, seledri, tomat, dan terung.


Fungisida yang mampu untuk mengatasi penyakit bercak daun



Tapi yang harus diingat ketika menanam cabai agar bisa tumbuh dengan subur dan sehat serta tidak mudah terserang hama maupun penyakit adalah yang pertama dilakukan.

1.Pengapuran. Tanaman dapat tumbuh baik pada tanah yang mempunyai
kisaran pH tertentu, karena pH tanah berpengaruh terhadap penyerapan
unsur hara oleh tanaman. Jika pH tanah tidak sesuai, maka pertumbuhan
tanaman menjadi kurang optimum, sehingga rentan terhadap serangan OPT.

Pada umumnya kemasaman tanah untuk tanaman sayuran dan palawija
berkisar pada pH 5,6-6,8. Jika pH tanah kurang dari kisaran angka tersebut
dapat dilakukan pengapuran menggunakan dolomit atau kaptan yang
dilakukan minimal 1 bulan sebelum tanam.


2.Pemupukan. Tanaman memerlukan unsur makro dan mikro yang sesuai
dengan kebutuhannya agar dapat tumbuh optimal. Tanaman yang kelebihan
atau kekurangan unsur hara akan rentan terhadap serangan OPT.

Pemupukan Nitrogen yang berlebihan akan mengakibatkan ukuran sel
tanaman membesar dengan dinsing sel yang lebih tipis. Akibatnya patogen
dan hama lebih mudah menembus.

Kekurangan unsur Fosfat dan Kalium akan mengakibatkan tanaman mudah terserang oleh penyakit. Dengan demikian pemupukan harus berimbang. 



Pencegahan/Pengendalian: 
1. Sanitasi dengan cara memusnahkan dan atau sisa-sisa tanaman yang terinfeksi/terserang

2. Menanam bibit yang bebas patogen pada lahan yang tidak terkontaminasi oleh patogen, baik dipersemaian maupun di
lapangan

3. Perlakuan benih sebelum tanam

4. Perbaikan drainase

5.pembersih rumput liar sekitar tanaman cabe: untuk membersihkan rumput sekitar tanaman cabe biasanya saya melakukan penyemprotan herbisida.penyemprotan harus dengan hati hati dan dengan menggunakan penutup agar tidak membahayakan tanaman cabe.

6. Waktu tanam yang tepat adalah musim kemarau dengan irigasi yang baik dan pergiliran tanaman dengan tanaman non solanaceae

7. Pengendalian kimia dapat dilakukan dengan fungisida secara bijaksana, efektif, terdaftar dan diijinkan oleh Menteri Pertanian, 

berpedoman pada peramalan cuaca dan
populasi spora di lapangan.

Fungisida bercak daun: 

Ketika tanaman cabe umur satu minggu sampai umur 4 minggu Biasanya saya menggunakan fungisida sistemik seperti Acrobat atau Amistartop untuk pencegahan/pengendalian penyakit bercak daun.

Karena untuk tanaman yang masih kecil masih sangat lemah jadi harus menggunakan fungisida yang bekerja cepat mengendalikan penyakit

ketika tanaman cabe umur satu bulan keatas bisa mengganti dengan fungisida kontak dengan bahan aktif Klorotalonil atau Propineb dll.

Jika tanaman masih terserang penyakit bisa menggunakan fungisida sistemik lagi sampai serangan berhenti.

Saya bagikan beberapa nama dagang fungisida beserta bahan aktif yang bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit bercak daun.


Nama dagang               bahan aktif

1 Acrobat 50 WP           Dimetomorf 40
2 Alto 100 SL                 Siprokonazol 3
3 Amcore 250 EC.         Difenokonazol 3
4 Amistartop 325 SC    Azoksistrobin + Difenokonazol 11+3

5 Andil 50 SC                 Heksakonazol 3
6 Antracol 70 WP          Propineb M3
7 Anvil 50 SC                 Heksakonazol 3
8 Apicozol 250 EC         Propikonazol 3
9 Bencore 250 EC          Difenokonazol 3

10 Benhasil 50 WP        Benomil 1
11 Bettup 200 EC          Tebukonazol 3
12 Booster 250 EC.       Difenokonazol 3
13 Centazole 250 EC    Difenokonazol 3
14 Colanta 70 WP.        Propineb M3
15 Cuprarikh 50 WP     Tembaga oksiklorida M1

16 Daconil 500 SC.      Klorotalonil M5
17 Daconil 75 WP        Klorotalonil M5
18 Delsene MX 80 WP: Mankozeb + karbendazim M3+1

19 Fitozeb 80 WP         Mankozeb M3
20 Folicur 25 WP          Tebukonazol 3
21 Folicur 250 EC.        Tebukonazol 3
22 Haticol 70 WP          Propineb M3
23 Indar 240 SC.           Fenbukonazol 3
24 Klorotop 75 WP       Klorotalonil M5
25 Mainsul 80 WP.       Belerang M3
26 Mancothane 80 WP: Mankozeb

27 Mandat 80 WP:     Mankozeb M3
28 Manzate 82 WP:   Mankozeb M3
29 Microthiol 80 WG: Belerang M3
30 Nativo 75 WG:      Trifloksistrobin + tebukonazol 11+3

31 Nazole 50 SC     :  Heksakonazol 3
32 Nemispor 80 WP: Mankozeb M3
33 Nemispor 80 WP : Mankozeb M3
34 Oryzole 250 EC     Difenokonazol 3
35 Paskal 50 WP       Karbendazim 1
36 Pemulus 80 WG   Belerang M3
37 Platoon 75 WP     Klorotalonil M5
38 Polycom 70 WG.   Metiram M3
39 Primazol 250 EC   Difenokonazol 3
40 Proram 80 WP      Mankozeb M3
41 Puanmur 50 SP :Asam khloro bromo iso sianurik O

42 Raksasa 80 WP :Mankozeb M3
43 Ramoos 250 EC: Difenokonazol 3
44 Remazole 250   : Propikonazol 3
45 Renzo 250 EC.    Difenokonazol 3
46 Riosol 250 EC     Difenokonazol 3
47 Rolizol 250 EC.    Difenokonazol 3
48 Rovral 50 WP       Iprodion 2
49 Rubigan 120 EC.  Fenarimol 7
50 Sanvory 75 WP    Klorotalonil M5
51 Scomax 250 EC.  Difenokonazol 3
52 Score 250 EC        Difenokonazol 3

53 Scorpio 250 EC.    Difenokonazol 3
54 Scorpio 250 EC     Difenokonazol 3
55 Sidazeb 80 WP      Mankozeb M3
56 Spoore 250 EC       Difenokonazol 3
57 Sulphorus 80 WG   Belerang M3
58 Sultricob 93 WP    Tembaga oksi sulfat

59 Synzo 80 WP.          Mankozeb M3
60 Tilt 250 EC.             Propikonazol 3
61 Tonikur 25 EC.        Tebukonazol 3
62 Topsin 500 SC.        Metil tiofanat 1
63 Topsin M 70 WP      Metil tiofanat 1
64 Topsindo 70 WP      Metil tiofanat

65 Trineb 80 WP.         Maneb M3
66 Trivia 73 WP           Propineb+fluopikolid
67 Velimex 80 WP      Maneb + zineb M3
68 Volney 80 WGb.     Belerang M3
69 Vondozeb 80 WP   Mankozeb M3
70 Ziflo 76 WG            Ziram M3
71 Ziflo 90 WP            Ziram M3
72 Zylene 80 WG.       Belerang

No comments:

Post a Comment